Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

Sekarang telah banyak lembaga uang berlabelkan syariah, baik itu bank syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah maupun lembaga pembiayaan syariah. Hal ityu menandakan bahwa lembaga uang syariah benar2 dibutuhkan sebab masyarakat. Maraknya lembaga per-ekonomian syariah didefinisikan sebagai sesuatu yang wajar, mempertimbangkan mayoritas warga Indonesia merupakan muslim dan nilai-nilai universal yang ada dalam perekonomian syariah menyerupai keadilan hisab nasabah siap diterima per semua tataran termasuk non-muslim.

Dengan makin banyaknya asuransi syariah yang berdiri, tentunya pilihan (calon) nasabah sebagai semakin banyak, tak hanya ahad atau 2 perusahaan yang menawarkan variasi macam sifat produk, namun bahkan puluhan perusahaan yang memiliki rakitan asuransi syariah.

Agar kita tidak melenceng memilih asuransi syariah, bersama-sama beberapa tips yang perlu kita saksama:

1. Mengerti Kebutuhan

Pemegang atau pemesan asuransi harus mengetahui asuransi apa yang menjadi tujuan. Kebutuhan mampu berupa Asuransi Jiwa, Asuransi Kesehatan, Asuransi Kecelakaan, Asuransi Pendidikan atau asuransi yang sekaligus bermakna untuk pendanaan (unitlink). Kalau Anda ragu, mintalah ide saudara, kawan, atau penyuplai penjual asuransi yang Anda percayai.

2. Memilih Perusahaan Pereka Asuransi Syariah

Ketahui seberapa lama kongsi tersebut udah menjalankan bisnis asuransi syariah. Semakin lapuk sebuah maskapai berkecimpung untuk bisnis yang dijalaninya, tentunya bisa menjalankan bagaimana keadaan perusahaan ini. Selain hal itu juga gimana pengalaman industri tersebut di pembayaran tuntutan kepada nasabahnya, apa tahu perusahaan tersebut lalai pada hal pembayaran klaim mendapatkan nasabahnya.

insurance-top-img.jpg

3. Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Insurance.jpg

Semua peraturan keuangan syariah termasuk asuransi syariah ada Dewan Penilik Syariah (DPS). DPS beranggotakan orang-orang yang memahami per-ekonomian syariah. Kehadiran DPS dengan menjamin lalu semua barang asuransi dikelola dengan resep-resep yang dihalalkan secara syariah.

4. Keterbukaan Akad Asuransi

Isi perjanjian memegang rol penting melekat status bonus polis asuransi. Bila akadnya asuransi syariah, tidak ada sebutan “dana hangus” untuk asuransi jiwa, oleh karena itu apabila nasabah karena objek hal tidak memperpanjang preminya, maka seharusnya dana premi yang sungguh disetor sebelumnya masih ada, walaupun jumlahnya tidak 100% lagi. Tersebut karena dana yang disetor nasabah udah dikurangi biaya-biaya administrasi tatkala mengurus pengawal asuransi.

5. Pelajari Pelajaran yang Dikasih

Ilustrasi asuransi menggambarkan estimasi berapa tabungan yang bakal diperoleh calon nasabah untuk masa simpulan periode perundingan. Jika ilustrasi yang diberikan sangat tidak wajar, misal memberikan keuntungan (bagi hasil) sangat tersendiri di kepada bagi impak bank syariah pada umumnya, kita tanpa langsung tergiur, namun kita harus menyikapinya dengan bijaksana. Perhatikan asumsi-asumsi yang tertera di untai ilustrasi.

6. Sesuaikan Asuransi dengan Manfaatnya

Sebelum memilih program asuransi, baca dulu manfaat dan fitur program asuransi yang hendak saya beli. Senyampang, manfaatnya hanya untuk resiko meninggal, maka kita tak akan mendapatkan pelajaran ketika saya hanya menanggung sakit alias luka-luka. Ataupun sebaliknya, yang http://www.astralife.co.id/individual-products/iprime kita cari adalah produk asuransi kerugian saja, dipastikan kita tidak akan mendapatkan pelajaran ketika kita terkena masalah kesehatan tertentu.